saya kurang tahu bagaimana menyampaikan rasa kecewa saya dengan baik selain diam dan mengambil jarak.
saya hanya butuh berjarak dan diam sebentar, mungkin juga sedikit
lebih lama. pada jeda yang sebentar, biasanya itu hanya upaya untuk
menahan diri agar tak mengumbar kata-kata yang tak perlu. pada waktu
yang lebih panjang, biasanya saya menimang-nimang tindakan apa yang
sebaiknya saya lakukan.
pada kekecewaan yang terlalu mendalam, saya sebenarnya sangat takut
menghadapi diri saya. saya bisa menjelma menjadi orang yang tidak
peduli. mati rasa. ini sisi yang mengerikan. sebab, ini yang saya
pahami; lawan dari cinta, bukanlah benci, melainkan tidak (lagi) peduli.
No comments:
Post a Comment