Keadaan kita yang paling dekat dengan Allah Ta’ala adalah ketika sujud maka sempurnakanlah sujud kita.
عَنْ
 أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ 
«أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا
 الدُّعَاءَ»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Keadaan paling dekat seorang hamba dari rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).” (HR. Muslim)
Saudaraku Pembaca… Mari kita lihat hadits-hadits berikut.
عَنِ
 ابْنِ عَبَّاسٍ رضى الله عنهما قَالَ قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه 
وسلم – «أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ
 – وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ – وَالْيَدَيْنِ ، وَالرُّكْبَتَيْنِ
 وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ»
Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku
 diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota; dahi –beliau 
menunjukkan dengan tangannya ke atas hidungnya-, dua tangan, dua lutut 
dan kedua ujung jari jemari, dan melipat baju dan rambut”. (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنِ
 ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَرَأَى
 رَجُلاً يُصَلِّى مَا يُصِيبُ أَنْفَهُ مِنَ الأَرْضِ فَقَالَ «لاَ 
صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يُصِيبُ أَنْفَهُ مِنَ الأَرْضِ مَا يُصِيبُ 
الْجَبِينَ»
Artinya: “Abdullah bin Abbas 
radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam 
bersabda ketika melihat seseorang mengenakan yang hidung dari tanah: “Tidak sah shalat bagi siapa yang tidak mengenakan hidungnya dari tanah sebagaimana kenanya dahi.” (HR. Ad Daruquthni, no. 1335 dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Sifat Ash Shalah)
عن
 أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ -رضى الله عنه- أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله 
عليه وسلم – يَقُولُ « أَتِمُّوا الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ، فَوَالَّذِى 
نَفْسِى بِيَدِهِ إِنِّى لأَرَاكُمْ مِنْ بَعْدِ ظَهْرِى إِذَا مَا 
رَكَعْتُمْ وَإِذَا مَا سَجَدْتُمْ»
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu 
‘anhu meriwayatkan bahwa dia telah mendengar Rasulullah shallallahu 
‘alaihi wasallam bersabda: “Sempurnakanlah
 ruku dan sujud, demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, sesungguhnya aku
 benar-benar melihat kaliat dari belakang punggungku, jika kalaian ruku 
dan sujud. (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ
 أَبِى مَسْعُودٍ الأَنْصَارِىِّ الْبَدْرِىِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
 -صلى الله عليه وسلم- « لا تُجْزِئُ صَلاَةٌ لاَ يُقِيمُ فِيهَا الرَّجُلُ
 يَعْنِى صُلْبَهُ فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ ».
Artinya: “Abu Masud Al Anshary Al Badry radhiyallah ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebuah shalat tidak sah di dalamnya seseorang tidak menegakkan punggungnya di dalam ruku’ dan sujud”. (HR. Tirmidzi dan beliau berkata: “Hadits ini hadits hasan yang shahih.”)
عَنْ
 أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ 
«اعْتَدِلُوا فِى السُّجُودِ ، وَلاَ يَبْسُطْ أَحَدُكُمْ ذِرَاعَيْهِ 
انْبِسَاطَ الْكَلْبِ»
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tegaklah
 di dalam sujud dan janganlah salah seorang dari kalian meletakkan kedua
 lengannya di atas tanah (ketika sujud) sebagaimana anjing”. (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ
 سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنَ وَهْبٍ قَالَ رَأَى حُذَيْفَةُ 
رَجُلاً لاَ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَالسُّجُودَ قَالَ مَا صَلَّيْتَ، وَلَوْ 
مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيْرِ الْفِطْرَةِ الَّتِى فَطَرَ اللَّهُ مُحَمَّدًا 
-صلى الله عليه وسلم-
Artinya: “Sulaiman berkata: “Aku telah mendengar Zaid bin Wahb berkata: “Hudzaifah
 radhiyallahu ‘anhu pernah melihat seseorang tidak menyempurnakan ruku 
dan sujud, lalu beliau berkata: “Kamu belum shalat, jika kamu mati maka 
kamu mati di atas selain fitrah yang telah Allah fitrahkan atas Muhammad
 shallallahu ‘alaihi wasallam.”
عَنْ
 أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِىُّ :فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَ يَدَيْهِ غَيْرَ 
مُفْتَرِشٍ وَلاَ قَابِضِهِمَا ، وَاسْتَقْبَلَ بِأَطْرَافِ أَصَابِعِ 
رِجْلَيْهِ الْقِبْلَةَ
Artinya: “Abu Humaid As Sa’idy rahimahullah berkata (menceritakan shalatnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: “Maka
 jika sujud, beliau meletakkan kedua tangannya dengan tidak 
merebahkannya dan tidak menggengamnya, dan mengarahkan ujung jari-jemari
 kakinya menghadap kiblat”. (HR. Bukhari)
عَنْ
 عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى 
الله عليه وسلم- إِذَا رَكَعَ فَرَّجَ أَصَابِعَهُ وَإِذَا سَجَدَ ضَمَّ 
أَصَابِعَهُ الْخَمْسَ
Artinya: “Alqamah bin Wail meriayatkan dari bapaknya radhiyallahu ‘anhu, belaiu berkata: “Senantiasa
 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika ruku beliau merenggangkan 
jari-jemarinya dan jika sujud beliau merapatkan jari-jemarinya yang 
lima”. (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Sifat Ash Shalat)
قَالَتْ
 عَائِشَةُ: فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 
وَكَانَ مَعِي عَلَى فِرَاشِي فَوَجَدْتُهُ سَاجِدًا راصَّاً عَقِبَيْهِ 
مُسْتَقْبِلًا بِأَطْرَافِ أَصَابِعِهِ لِلْقِبْلَةِ
Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha 
berkata: “Aku kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, 
padahal sebelumnya beliau bersamaku di ranjangku, ternyata aku dapati beliau dalam keadaan sujud merapatkan kedua tumitnya dan menghadap jeri-jemari kakinya ke kiblat”. (HR. Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Al Abani di dalam kitab Sifat Ash Shalat)
عَنْ
 عَائِشَةَ قَالَتْ فَقَدْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- 
لَيْلَةً مِنَ الْفِرَاشِ فَالْتَمَسْتُهُ فَوَقَعَتْ يَدِى عَلَى بَطْنِ 
قَدَمَيْهِ وَهُوَ فِى الْمَسْجِدِ وَهُمَا مَنْصُوبَتَانِ
Artinya: “Aisyah radhiyallahu ‘anha 
berkata: “Aku kehilangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pada 
suatu malam dari ranjang, lalu aku cari beliau, ternyata
 tanganku pada perut kedua telapak kaki beliau dan beliau di dalam 
masjid dan kedua telapak kaiki tersebut dalam keadaan berdiri tegak”. (HR. Muslim)
عَنْ
 أَبِى حُمَيْدٍ السَّاعِدِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- 
كَانَ إِذَا سَجَدَ أَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ مِنَ الأَرْضِ وَنَحَّى
 يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ
Artinya: “Abu Humaid “radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi
 Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam jika sujud beliau mengenakan 
hidung dan dahinya dari tanah dan melebarkan kedua lengannya dari kedua 
samping tubuhnya dan meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan 
kedua bahunya”. (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Irwa’ Al Ghalil, no. 309)
عَنْ
 مَيْمُونَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَجَدَ 
جَافَى بَيْنَ يَدَيْهِ حَتَّى لَوْ أَنَّ بَهْمَةً أَرَادَتْ أَنْ تَمُرَّ
 تَحْتَ يَدَيْهِ مَرَّتْ
Artinya: Maimunah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan bahwa Nabi
 Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam jika sujud beliau merenggangkan 
kedua tangannya sehingga jika ada anak domba ingin lewat di bawah kedua 
tangannya maka dia bisa lewat”. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Abu Daud, no. 835)
عَنْ
 أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه أن رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم
 – قالَ « ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا، ثُمَّ ارْفَعْ 
حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا،
 ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ، ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى 
صَلاَتِكَ كُلِّهَا»
Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu 
‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam 
bersabda (kepada seseorang yang buruk shalatnya): “Kemudian
 sujudlah sampai tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah 
sampai tuma’ninah dalam keadaan duduk, kemudian sujudlah sampai 
tuma’ninah dalam keadaan sujud, kemudian angkatlah sampai tuma’ninah 
dalam keadaan duduk, kemudian kerjakanlah hal itu di dalam seluruh 
shalatmu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari hadits-hadits di atas:
1.
 Anggota tubuh yang harus dikenakan ketika sujud ada tujuh; yaitu dahi 
dan termasuk di dalamnya hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut dan 
kedua jari-jemari kaki.
2. Jika salah satu anggota sujud tidak diletakkan maka sujudnya tidak sah, dan jika sujud tidak sah maka shalatnya tidak sah.
Berkata An Nawawi rahimahullah :
فلو أخل بعضو منها لم تصح صلاته
Artinya: “Jikalau terlepas salah satu anggota darinya maka tidak sah shalatnya”. (Syarah Shahih Muslim, karya An Nawawi, 4/208)
Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:
لا
 يجوز للساجد أن يرفع شيئاً من أعضائه السبعة, لأن النبي صَلَّى اللَّهُ 
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال : ( أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ 
أَعْظُمٍ عَلَى الْجَبْهَةِ وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ 
وَالْيَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ ) رواه البخاري
 (812) ومسلم (490)، فإن رفع رجليه أو إحداهما ، أو يديه أو إحداهما ، أو 
جبهته أو أنفه أو كليهما ، فإن سجوده يبطل ولا يعتد به ، وإذا بطل سجوده 
فإن صلاته تبطل . لقاءات الباب المفتوح للشيخ ابن عثيمين(2/99)
“
Artinya: “Tidak boleh bagi seorang yang 
sujud untuk mengangkat bagian dari anggota tubuh yang tujuh tersebut, 
karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ““Aku 
diperintahkan untuk sujud di atas tujuh anggota; dahi –beliau 
menunjukkan dengan tangannya ke atas hidungnya-, dua tangan, dua lutut 
dan kedua ujung jari jemari, dan melipat baju dan rambut.” HR. Bukhari 
(no. 812) dan Muslim (no. 490), maka jika dia mengangkat kedua kakinya 
atau salah satunya atau kedua tangannya atau salah satunya atau dahinya 
atau hidungnya atau keduanya, maka sujudnya batal dan tidak sah dan jika
 sujudnya batal maka shalatnya batal.” (Lihat Liqaat Al Bab Al Maftuh, 
99/2)
3. sujud harus tegak, kedua paha tidak menyentuh perut dan betis.
Berkata At Tirmidzi rahimahullah:
وَالْعَمَلُ
 عَلَى هَذَا عِنْدَ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله
 عليه وسلم- وَمَنْ بَعْدَهُمْ يَرَوْنَ أَنْ يُقِيمَ الرَّجُلُ صُلْبَهُ 
فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ.
وَقَالَ
 الشَّافِعِىُّ وَأَحْمَدُ وَإِسْحَاقُ مَنْ لَمْ يُقِمْ صُلْبَهُ فِى 
الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ فَصَلاَتُهُ فَاسِدَةٌ لِحَدِيثِ النَّبِىِّ -صلى 
الله عليه وسلم- «لاَ تُجْزِئُ صَلاَةٌ لاَ يُقِيمُ الرَّجُلُ فِيهَا 
صُلْبَهُ فِى الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ»
Artinya: “Perbuatan ini menurut para 
ulama dari para shahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan 
ulama setelah mereka, mereka berpendapat hendaknya seseorang menegakkan 
punggungnya ketika ruku dan sujud.
Asy Syafi’ie dan Ahmad serta Ishaq 
rahimahumullah berkata: “Barangsiapa yang tidak menegakkan punggungnya 
ketika ruku dan sujud maka shalatnya rusak”, berdasarkan sabda Nabi 
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam: ““Sebuah shalat tidak sah di 
dalamnya seseorang tidak menegakkan punggungnya di dalam ruku’ dan 
sujud”. (Lihat Kitab Jami’ At Tirmidzi)
Berkata Syeikh Ibnu Utsaimin rahimahullah:
أي:
 اجعلوه سجوداً معتدلاً ، لا تهصرون فينزل البطن على الفخذ، والفخذ على 
الساق ولا تمتدون أيضاً كما يفعل بعضُ النَّاس إذا سجد، يمتد حتى يقرب مِن 
الانبطاح، فهذا لا شكَّ أنَّه مِن البدع وليس بسنَّةٍ، فما ثبت عن 
النَّبيِّ صلى الله عليه وسلم ولا عن الصحابة فيما نعلم أنَّ الإنسانَ 
يمدُّ ظهره في السجود ، إنَّما مَدُّ الظهر في حال الركوع ، أما السجود 
فإنَّه يرتفع ببطنه ولا يمده.
Berkata: “Sujudlah dengan tegak, jangan 
merunduk sehingga menurunkan perut di atas paha dan paha di atas betis, 
dan juga jangan terlalu memanjang sebagaimana yang dilakukan sebagian 
orang jika dia sujud, memanjang samapi mendekati dalam keadaan 
merebahkan diri, maka tidak diragukan ini adalah perbuatan bid’ah dan 
bukan dari sunnah, tidak tetap rwayatnya dari Nabi Muhammad shallallahu 
‘alaihi wasalalm dan para shahabatnya, sebagaimana yang kami ketahui 
bahwa seorang tidak merentangkan punggungnya ketika sujud tetpi 
merentangkannya ketika ruku, adapun ketika sujud dia mengangatkan 
perutnya dan tidak merentangkannya”. (Lihat Kitab Asy Syarh Al Mumti’, 
3/168.)
4. Mengangkat kedua lengan tangan ketika sujud
Berkata Al Munawi rahimahullah:
أي لا يفرشهما على الأرض في الصلاة فإنه مكروه لما فيه من قلة الاعتناء بالصلاة
Artinya: “Maksudnya adalah tidak 
merebahkan kedua lengannya di atas tanah ketika sehalat, karena 
sesungguhnya hal tersebut makruh karena di dalamnya terlihat minimnya 
perhatian terhadap perkara shalat”. (Lihat kitab At Taisir bi Syarh Al 
Jami’ Ash Shaghir, no. 1/336)
5. Mengarahkan jari jemari tangan dan kaki menghadap kiblat
6. Jari jemari tangan di rapatkan ketika sujud.
7. Meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan bahu atau telinga
8. Melebarkan kedua lengan tidak menyentuh kedua samping badannya, kecuali jika menganggu jamaah disampingnya.
9. Merapatkan dan menegakkan kedua telapak kakinya serta mengahdapkannya ke kiblat.
10. Sujud dengan tuma’ninah, yaitu tidak bergerak ke gerakan lain sebelum menyempurnakan gerakan sujudnya.
Saudaraku pembaca…
Itu sebagian dari hadits-hadits tentang 
sujud, masih banyak yang lain, tetapi karena keterbatasan ilmu maka 
dicukupkan sampai disini. Semoga sujud kita lebih baik dan benar. 
Selamat mendekatkan diri kepada Allah dengan sujud.
Artikel: DakwahSunnah.com 
 
 
 
 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment