Menulislah tentang apa saja. Kesedihan, kegembiraan, keterasingan, 
ketakutan atau bahkan kebingungan. Selalu akan ada yang mencibirmu tapi 
juga akan selalu ada yang tersenyum membaca tulisanmu. Tersenyum, karena
 suara hati mereka merasa terwakili. Tidak penting untuk dinilai hebat, 
juga tidak perlu merekayasa kata sedemikian rupa. Menulislah sebagai 
terapi jiwa, biarlah rasa yang menjelma menjadi sederetan kata-kata itu 
berprofesi sebagai pengingat dikemudian hari tentang ‘proses’ yang sudah
 kau lewati.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
 
 
 
 
 
 
 
 
No comments:
Post a Comment