By Jamie Robert Vollmer
Trans & Edited by GC – Nov 25, 2015
Pada hari itu Jamie mewakili kelompok pengusaha yg berdedikasi untuk
meningkatkan kualitas sekolah umum di Amerika. Jamie sendiri adalah
seorang eksekutif dari sebuah perusahaan es krim yang sangat terkenal.
Jamie begitu semangat memberikan pidatonya hingga 90 menit tdk terasa
waktu pun lewat. Inti pengajarannya adalah bahwa bekerja di perusahaan
itu sama dengan proses belajar & mengajar di sekolah.
Ketika ia sdg membereskan barang2nya sebelum meninggalkan kelas. Seorg guru bhs Inggris di sana menghampirinya.
Guru: “jadi perusahaan anda memproduksi es krim yang terbaik?”
Jamie: “Ya benar, terbaik di seluruh Amerika bu!”
G: “Wow Nice, apakah ia kaya rasa dan lembut?”
J: “16% Butterfat (artinya enak sekali & lembut sekali)”
G: “Bahan2nya premium?”
J: “Super-premium! AAA Category!”
G: “Mr. vollmer, ketika kamu sdg di gudang bahan baku & kamu menerima blueberries yg krg baik yg datang saat itu, apa yg akan kamu lakukan?”
Setelah berpikir sejenak, Jamie pun menjawab: “Tentu saja saya akan menolaknya.”
G: “Nah itulah bedanya dengan sekolah. Di sekolah kami hrs menerima yang besar, kecil, kaya, miskin, yg trampil, yg kasar, brilian, bodoh, yg autis, yg menderita penyakit jantung dll. Kita tdk dapat menolak mereka. Itulah Mr. Vollmer, mengapa kita tdk memanggilnya bisnis, melainkan Sekolah.”
Seketika itu juga Jamie mengalami transformasi, ia mengerti skrg bahwa sekolah bukanlah sebuah bisnis krn sekolah tdk dapat mengontrol supplai bahan bakunya. Namun tetap mrk hrs menghasilkan produk2 yg handal & sempurna.
Banyak org berpikir bhw sekolah itu adalah sebuah bisnis tanpa berpikir bhw sekolah sesungguhnya pelayanan yg luar biasa. Yg mampu mengubah hidup seseorang. Dari bahan baku berkarakter rendah, menjadi seseorang yang berkarakter berkualitas.
“Teachers can change lives with just the right mix of chalk and challenges.” Joyce Meyer
Selamat hari guru wahai para guru 😊 tetap semangat !
Ketika ia sdg membereskan barang2nya sebelum meninggalkan kelas. Seorg guru bhs Inggris di sana menghampirinya.
Guru: “jadi perusahaan anda memproduksi es krim yang terbaik?”
Jamie: “Ya benar, terbaik di seluruh Amerika bu!”
G: “Wow Nice, apakah ia kaya rasa dan lembut?”
J: “16% Butterfat (artinya enak sekali & lembut sekali)”
G: “Bahan2nya premium?”
J: “Super-premium! AAA Category!”
G: “Mr. vollmer, ketika kamu sdg di gudang bahan baku & kamu menerima blueberries yg krg baik yg datang saat itu, apa yg akan kamu lakukan?”
Setelah berpikir sejenak, Jamie pun menjawab: “Tentu saja saya akan menolaknya.”
G: “Nah itulah bedanya dengan sekolah. Di sekolah kami hrs menerima yang besar, kecil, kaya, miskin, yg trampil, yg kasar, brilian, bodoh, yg autis, yg menderita penyakit jantung dll. Kita tdk dapat menolak mereka. Itulah Mr. Vollmer, mengapa kita tdk memanggilnya bisnis, melainkan Sekolah.”
Seketika itu juga Jamie mengalami transformasi, ia mengerti skrg bahwa sekolah bukanlah sebuah bisnis krn sekolah tdk dapat mengontrol supplai bahan bakunya. Namun tetap mrk hrs menghasilkan produk2 yg handal & sempurna.
Banyak org berpikir bhw sekolah itu adalah sebuah bisnis tanpa berpikir bhw sekolah sesungguhnya pelayanan yg luar biasa. Yg mampu mengubah hidup seseorang. Dari bahan baku berkarakter rendah, menjadi seseorang yang berkarakter berkualitas.
“Teachers can change lives with just the right mix of chalk and challenges.” Joyce Meyer
Selamat hari guru wahai para guru 😊 tetap semangat !
No comments:
Post a Comment