HATI seseorang adalah tempat yang paling sulit untuk dimasuki. Atau, hanya sekedar dipahami sekalipun.
Mungkin, suatu ketika kita pernah menganggap bahwa diri ini bisa memahami perasaan orang lain. Tapi, sungguh semua itu tidaklah benar.
Isi hati seseorang, hanya Allah dan dirinya sendirilah yang tahu. Karena, masalah hati adalah perkara yang tertutup.
Dan tak banyak orang yang bisa mengetahuinya. Meski telah lelah berusaha dengan banyak upaya. Namun tetap saja akan sulit diketahui.
Namun, ada beberapa hal yang bisa membuat orang lain bisa mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang. Apakah pintu-pintu yang bisa memperlihatkan isi hati seseorang itu?
Pertama, ucapan, dan kedua perilaku.
Dua hal itulah yang bisa memperlihatkan apa yang ada dalam hati seseorang. Karena, keduanya adalah pintu-pintu hati yang bisa menampakkan isi dari kalbu seseorang.
Ada sebuah syair Arab yang dilantunkan oleh Zuhair Ibnu Abi Salma; seorang penyair yang hidup sebelum datangnya Islam.
Dia berkata, “Lianna lisaanal mar’i, miftaahu qalbihi. Idza huwa abdaa maa yaquulu minal fami.”
Maknanya, “Karena sesungguhnya, lisan seseorang adalah kunci hatinya.
Ketika dia menampakkannya dari apa yang terucap lisannya.”
Syair yang pendek itu, sudah mewakili apa yang saat ini kita bahas. Yaitu, tentang nampaknya isi hati melalui lisan.
Maka, berhati-hatilah saat berucap dan bertutur kata. Karena, itu semua memperlihatkan seperti apa sebenarnya diri kita. Seperti apa akhlak dan sifat kita.
Pintu yang kedua adalah perilaku yang kita lakukan. Ini juga bisa melibatkan apa yang ada dalam hati kita;
seperti apa sebenarnya diri kita.
Orang lain akan melihat setiap perilaku yang kita lakukan.
Dan dari sanalah image tentang diri kita tergambar. Seperti apakah yang ada dalam hati kita.
Maka, berhati-hatilah menjaga kedua pintu hati itu.
Mungkin, suatu ketika kita pernah menganggap bahwa diri ini bisa memahami perasaan orang lain. Tapi, sungguh semua itu tidaklah benar.
Isi hati seseorang, hanya Allah dan dirinya sendirilah yang tahu. Karena, masalah hati adalah perkara yang tertutup.
Dan tak banyak orang yang bisa mengetahuinya. Meski telah lelah berusaha dengan banyak upaya. Namun tetap saja akan sulit diketahui.
Namun, ada beberapa hal yang bisa membuat orang lain bisa mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang. Apakah pintu-pintu yang bisa memperlihatkan isi hati seseorang itu?
Pertama, ucapan, dan kedua perilaku.
Dua hal itulah yang bisa memperlihatkan apa yang ada dalam hati seseorang. Karena, keduanya adalah pintu-pintu hati yang bisa menampakkan isi dari kalbu seseorang.
Ada sebuah syair Arab yang dilantunkan oleh Zuhair Ibnu Abi Salma; seorang penyair yang hidup sebelum datangnya Islam.
Dia berkata, “Lianna lisaanal mar’i, miftaahu qalbihi. Idza huwa abdaa maa yaquulu minal fami.”
Maknanya, “Karena sesungguhnya, lisan seseorang adalah kunci hatinya.
Ketika dia menampakkannya dari apa yang terucap lisannya.”
Syair yang pendek itu, sudah mewakili apa yang saat ini kita bahas. Yaitu, tentang nampaknya isi hati melalui lisan.
Maka, berhati-hatilah saat berucap dan bertutur kata. Karena, itu semua memperlihatkan seperti apa sebenarnya diri kita. Seperti apa akhlak dan sifat kita.
Pintu yang kedua adalah perilaku yang kita lakukan. Ini juga bisa melibatkan apa yang ada dalam hati kita;
seperti apa sebenarnya diri kita.
Orang lain akan melihat setiap perilaku yang kita lakukan.
Dan dari sanalah image tentang diri kita tergambar. Seperti apakah yang ada dalam hati kita.
Maka, berhati-hatilah menjaga kedua pintu hati itu.
No comments:
Post a Comment