Suatu hari yang lalu, kita mulai membangun banyak hal dalam hati
kita. Semacam membuat pondasi untuk rumah yang nantinya kita dirikan.
Sebuah rumah yang dirancangan secara teliti agar benar-benar bisa
memberikan keamanan kepada yang menghuni.
Rumah yang dibuat dengan
kokoh, dengan dinding yang kuat, dengan pintu yang terkunci rapat,
dengan pagar yang melindungi, dengan halaman yang cukup untuk berlari.
Kita membuatnya sedemikian rupa.
Kita tersenyum menyaksikan
seluruh rencana itu hingga suatu hari ada kehendak lain. Kita tidak bisa
mengatur apapun yang berasal dari luar diri kita sendiri. Keadaan
sekitar, begitu banyaknya pertemuan dan perpisahan seolah-olah menjadi
musim badai yang tidak pernah berhenti. Rumah itu menjadi puing-puing
yang berserakan.
Saat meratapi reruntuhan itu. Kita kemudian
menyadari bahwa rumah yang sesungguhnya tidak dibangun dengan cara
demikian. Ketika begitu banyak orang ingin membuat rumah yang megah,
rumah yang terbuat dari dinding yang kuat, dan ruang yang luas.
Kita
tersenyum memandangi reruntuhan dan mulai membangun hal baru. Sebuah
rumah yang dibangun dengan kehangatan, dengan tawa ceria penghuninya,
dengan bacaan ayat suci di waktu-waktu terbaiknya, dengan lantainya yang
seringkali digunakan untuk sujud, dan tentu saja dengan rasa aman.
Rumah itu adalah hati itu sendiri.
Sunday, July 26, 2015
About untung triana
Blog ini dibuat atas ketertarikan dan minat kami dengan website dan juga sebagai media sosial berbagi Info Menarik lainnya... Terimakasih sudah membaca...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment